Minggu, 22 Januari 2017

pendidikan seumur hidup

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
            Pendidikan adalah hidup ataupun segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup sehingga mempengaruhi pertumbuhan yang hidup. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
            Ini berarti bahwa setiap manusia diharapkan selalu berkembang sepanjang hidupnya dan di lain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan untuk dapat menciptakan situasi yang menantang untuk belajar. Prinsip ini bahwa sekolah bukanlah satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar, melainkan hanya sebagian dari waktu belajar yang akan berlangsung seumur hidup. Sehingga dalam kenyataannya pendidikan di mulai dari lahir sampai meninggal dunia dan adapun pengertian, macam-macam, dan ciri-ciri pendidikan seumur hidup.
B.    Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud pendidikan seumur hidup?
2.      Apa saja macam-macam pendidikan seumur hidup?
3.      Apa saja ciri-ciri pendidikan seumur hidup?
4.      Bagaimana Implikasi Pendidikan Seumur Hidup
C.    Tujuan Makalah
1.      Mampu mengetahui pengertian pendidikan seumur hidup.
2.      Mampu mengetahui macam-macam pendidikan seumur hidup.
3.      Mampu mengetahui ciri-ciri pendidikan seumur hidup.
4.      Mampu mengetahui implikasi pendidikan seumur hidup.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan seumur hidup (PHS) adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia[1].Pengertian pendidikan seumur hidup: (life long integrated education) tidak dapat diganti dengan istilah-istilah lain sebab isi dan luasnya(scope-nya) tidak persis sama, seperti istilah out-of-school eductaion,continuing education, adult education dan lain-lain.
            Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas,bahwa pendidikan adalah suatu proses yang berkelangsungan terus (kontinu) dari bayi sampai meninggal dunia.Membahas kependidikan manusia seutuhnya, sebenarnya adalah menganalisa secara konsepsional (teoritis dan praktis) apa dan bagaimana perwujudan manusia seutuhnya itu. Konsepsi tradisional, seutuhnya kebulatan di maksud ialah kebulatan atau intergritas antara aspek jasmaniah dengan rohaniah: antara akal dengan keterampilan. Atau lebih luas sedikit yakni konsepsi kebulatan ( keseimbangan ) antara 3 H'S: Head (akal), heart (hati nurani ) dan hand (keterampilan). Adapula teori ilmu jiwa daya (faculty psychology dari hebart) yang mengatakan bahwa daya-daya jiwa seperti ingatan, pikiran, perasaan, tanggapan dan sebagainya, saling berasosiasi.
            Manusia seutuhnya suatu konsepsi modern perlu kita analisa menurut pandangan (berdasarkan sistem nilai dan psikologi) sosio- udaya indonesia. Untuk inilah pemikiran secara konsepsional perlu di rintis. Berdasarkan pikiran demikian dapat di uraikan konsepsi manusia seutuhnya itu secara mendasar, yakni mencakup pengertian:
1.      Keutuhan potensi subyek manusia sebagai subyek yang berkembang
2.      Keutuhan wawasan orientasi manusia sebagai subyek yang sadar nilai (yang menghayati dan yakin akan cita-cita dan tujuan hidupnya[2].

B.     Macam-macam Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan seumur hidup di bagi menjadi 3:
1.      Pendidikan informal: adalah proses pendidikan yang di peroleh seseorang dari pengalaman dari sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar,pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis,sejak seorang lahir sampai mati, seperti dalam keluarga,tetangga, pekerjaan,hiburan, pasar, atau di dalam pergaulan sehari-hari.
Walaupun demikian, pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan seseorang, karena dalam kebanyakan masyarakat pendidikan informal berperan penting melalui keluarga, masyarakat, dan pengusaha.pendidikan dalam keluarga adalah pendidika yang pertama dan utama bagi setiap manusia. Seseorang lebih banyak berada dalam rumah tangga di bandingkan dengan tempat-tempat lain. Sampai umur 3 tahun seseorang akan selalu berada di rumah tangga. Pada masa itulah di letakan dasar-dasar kepribadian seseorang. Psikiater kalau menemui suatu penyimpangan dalam kehidupan seseorang, akan mencari sebab-sebabnya pada masa kanak-kanak orang itu.
2.      Pendidikan formal: ialah pendidikan di sekola, yang teratur sistematis, mempunyi jenjang dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari Taman Kanak-Kanak sampai perguruan tinggi.
Walaupun masa sekolah bukan satu-satu nya ,masa bagi setiap orang untuk belajar, namun kita menyadari bahwa sekolah adalah tempat dan saat yang sangta strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam mengahadapi masa depannya.
3.      Pendidikan Non Formal (pendidikan luar sekolah): pendidikan non formal ialah semua bentuk pendidikan yang di selenggarakan dengan sengaja, tertib,terarah, dan berencana di luar kegiatan persekolahan. Dalam hal ini tenaga pengajar, fasilitas cara penyampaian dan waktu yang dipakai, serta komponen-komponen disesuiakan dengan keadaan peserta atau anak didik supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.
Bagi masyarakat Indonesia, yang mash banyak di pengaruhi oleh proses belajar tradisional, pendidikan non formal aka merupakan cara yang mudah sesuai dengan daya tagkap rakyat, dan mendorong rakyat menjadi belajar, sebab pemberian pendidikan tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan lingkungan dan kebutuhan para peserta/ anak didik.
Pendidikan Non Formal bersifat fungsional dan praktis, serta pendekatan nya lebih fleksibel. Calon anak didik ( raw- input) pendidkan non formal ialah:
a.       Penduduk usia sekolah yang tidak pernah mendapat keuntungan/kesempatan memasuki sekolah.
b.      Orang dewasa yang tidak pernah bersekolah.
c.       Anak didik yang putus sekolah ( dropout ), baik dari pendidikan dasar, menegah dan pendidikan tinggi.
d.      Anak didik yang telah lulus satu sitem pendidikan formal akan tetapi tidak dapat melanjutkan ketingkat yang lebih tinggi
e.       Orang yang telah bekerja, akan tetapi ingin menambah keterampilan yang lain.

Ada bermacam-macam dasar pikiran yang menyatakan bahwa pendidkan seumur hidup itu sangat penting. Dasar pikiran tersebut ditinjau dari beberapa segi antara lain seperti berikut:
1.      Tinjauan Idiologis
            Semua manusia dilahirkan kedunia mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilannya. Pendidikan seumur hidup akan memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
2.      Tinjauan Ekonomis
            Cara yang paling efektif untuk keluar dari lingkungan setan kemelaratan yang meneybabkna kebodohan, dan kebodohan menyebabkan kemelaratan ialah melaui pendidikan. Pendidikan seumur hidup memungkinkan seseorang untuk :
a.       meningkatkan prodiktivitasnya
b.      memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilki nya.
c.       memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih menyenangkan dan sehat
d.      memiliki motivasi dalam mengasuh da mendidik anak-anak nya secara tepat, sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi sangat besar dan penting.
3.      Tinjauan Sosiologis
            Banyak orang tua di negara yang sedang berkembang kurang menyadari penting nya pendidikan formal bagi anak-anaknya. Oleh karena itu banyak anak-anak mereka kurang mendapatkan pendidikan fomal,putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Maka pendidik seumur hidup kepada orang tua akan merupakan pemecahan atas masalah tersebut.
4.      Tinjauan politis:
            Pada negara demokrasi hendaknya seluruh  masyarakat menyadari dari pentingnya hak memilih,dan memahami fungsi pemerintah, DPR,MPR, dan lain-lain. Oleh karena iti pendidikan kewargaan negara perlu di berikan kepada setiap orang. Maka inilah yang menjadi tugas pendidik seumur hidup.
5.      Tinjauan Tecnologis
            Dunia di landa oleh eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi. Para sarjana,guru, teknisi, dan pemimpin di negara yang sedang berkembang perlu memperbarui pengetahuan denga keterampilan mereka, seperti yang di lakukan oleh sejawat mereka di negara maju.
6.      Tinjauan psikologis dan pedagogis
            Perkembangan ilmu penegtahuan dan teknologi yang pesat mempunyai pengaruh besar terhadap konsep, teknik dan metode pendidikan. Disamping itu perkembangan tersebut menyebabkan makin luas, dalam, dan komples nya ilmu penegtahuan, sehingga tidak mungkin  lagi diajarkan seluruhnya kepada anak didik di sekolah. Sebab itu tugas pendidikan formal yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya memberikan ketermapilan kepada anak didik untuk secara lincah dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat yang berubah secara cepat dan mengembangkan daya adaptas yang besar dalam diri anak didik. Untuk itu semua perlu di ciptakan kondisi yang merupakan penerapan asas pendidikan seumur hidup[3].


C.    Ciri-ciri Pendidikan Seumur Hidup
Ciri-ciri Pendidikan Seumur Hidup ialah :
a.       hidup, seumur hidup, dan pendidikan merupakan tiga istilah pokok yang menentukan lingkup dan makna pendidikan seumur hidup.
b.      pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah proses yang berlangsung sepanjang hidup.
c.       pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai pendidikan orang dewasa, tetapi pendidikan seumur hidup mencakup dan memadukan semua tahap pendidikan (pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan sebagainya).
d.      pendidikan seumur hidup mencakup pola-pola pendidikan formal maupun pola-pola pendidikan non formal, baik kegiatan-kegiatan belajar terencana maupun kegiatan-kegiatan belajar insendental.
e.       rumah memainkan peranan pertama, peranan yang paling halus dan sangat penting dalam memulai proses belajar seumur hidup.
f.       masyarakat juga memainkan suatu peranan yang penting dalam memulai proses belajar seumur hidup. Mulai sejak anak berinteraksi dengan masyarakat, dan terus berlanjut fungsi edukatifnya dalam kesuluruhan hidup, baik dalam bidang profesional maupun umum.
g.      lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, universitas, dan pusat-pusat latihan mempunyai peranan penting, tetapi semuanya itu hanya sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan seumur hidup.
h.      pendidikan seumur hidup juga menghendaki keberlanjutan dan kebersambungan dimensi-dimensi vertikal atau longtidunal dari pendidikan
i.        pendidikan seumur hidup menghendaki keterpaduan dimensi-dimensi horisontal dan kedalaman dari pendidikan pada setiap tahap hidup.
j.        bertentangan dengan bentuk pendidikan yang bersifat elitis, pendidikan seumur hidup adalah bersifat universal.
k.      pendidikan seumur hidup ditandai oleh adanya kelenturan dan peragaman dalam isi bahan belajar, alat-alat dan teknik-teknik belajar, serta waktu belajar.
l.        pendidikan seumur hidup adalah sebuah pendekatan yang dinamis tentang pendidikan yang membolehkan penyesuaian bahan-bahan dan media belajar apabila perkembangan-perkembangan baru terjadi.
m.    pendidikan seumur hidup membolehkan adaanya pola-pola dan bentuk-bentuk alternatif dalam memperoleh pendidikan.
n.      pendidikan seumur hidup mempunyai dua macam komponen besar, yaitu pendidikan umum dan pendidikan profesional. Komponen tersebut tidaklah terpisah sama sekali antara yang satu dengan yang lainnya, tetapi saling berhubungan dan dengan sendirinya bersifat interakftif.
o.      pendidikan seumur hidup mengandung fungsi-fungsi adaptif dan inovatif dari individu dan masyarakat.
p.      pendidikan seumur hidup mengandung fungsi perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan sistem pendidikan yang ada.
q.      tujuan akhir pendidikan seumur hidup adalah mempertahankan dan meningkatkan mutu hidup.
r.        ada tiga prasyarat utama bagi pendidikan seumur hidup, yaitu: kesempatan, motivasi, dan edukabilitas.
s.       pendidikan seumur hidup adalah sebuah prinsip pengorganisasian semua pendidikan.
t.        pada tingkat operasional, pendidikan seumur hidup membentuk sebuah sistem keseluruhan dari semua pendidikan[4].

D.    Implikasi Pendidikan Seumur Hidup
A. 1.                    Implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program-program pendidikan
Penerapan asas pendidikan seumur hidup pda isi program pendidikan dalam masyarakat mengandung kemungkinan yang luas dan bervariasi.
            Secara garis besarnya dapat dikelompokan ke dalam enam kategori seperti berikut ;
1.      Pendidikan baca tulis fungsional
Pengetahuan-pengetahuan baru terutama dapat diperoleh melalui bahan bacaan :
a.       Memberikan kecakapan 3M yaitu membaca, menulis, dan menghitung fungsional bagi anak didik
b.      Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya itu.
2.      Pendidikan kejuruan
            Kemajuan teknologi, dan makin meluasnya industrialisasi, menuntut pendidikan kejuruan itu terus menerus.
3.      Pendidikan profesional
            Hendaknya para profesional selalu mengikuti perubahan dan kemajuan metode, perlengkapan, terminologi, dan sikap profesionalnya. Ini merupakan realisasi dari pada pendidikan seumur hidup.
4.      Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan
            Abad ilmu pengetahuan  dan teknologi mempengaruhi segala segi kehidupan manusia dan masyarakat. sebagai contoh, sudah banyak ibu rumah tangga pada saat ini yang perkakas rumah tangganya serba elektronik seperti kompor listrik, mesin cuci listrik, dan lain-lain sebagainya. Hal ini mengandung konsekwensi pendidikan terus menerus (Pendidikan seumur hidup).
5.      Pendidikan kewargaan negara dan kedewasaan politik
Pendidikan kewargaan negara dan kedewasaan politik bagi setiap warag negara, baik sebagai rakyat biasa maupun sebagai pemimpin dalam negara yang demokratis, adalah sangat penting. Hal ini juga mengandung konsekuensi perlunya pendidikan yang terus menerus (Pendidikan seumur hidup).
6.      Pendidikan kultural  dan pengisisan waktu senggang
Orang terpelajar hendaknya memahami dan menhargai agama, sejarah, kesusastraan, filsafah hidup, kesenian, dan musik bagsa sendiri. Pengetahuan tersebutdapat memperkaya hidupnya serta memungkinkannya untuk mengisi waktu senggangnya dengan menyenangkan. Oleh karena itu pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang secara konstruktif akan merupakan bagian penting pendidikan seumur hidup.
B. 1.                     Implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada sasaran pendidikan
            Yang perlu memperoleh pendidikan seumur hidup, dapat diklasifikasikan dalam enam katagori, masing-masing dengan prioritas  programnya, seperti berikut:
1.      Para petani
            Mereka inilah yang terutama membutuhkan program baca tulis fungsional, sebab banayak di antara   mereka berpendidikan sanagt rendah, atau bahkan tidak memperoleh pendidikan sama sekali. Di negara yang sedang berkembang  mereka ini merupakan golongan penduduk yang terbesar. Biasanya cara hidup mereka masih bersifat tradiosnal, masih percaya kepada tahayul-tahayul, tabu dan lain-lain. Program pendidikan yang harus diberikan kepada mereka hendaknya yang:
a.       Menolong meningkatkan produktivitas mereka dengan cara mengajarkan berbagai keterampilan dan metodebaru bertani, yang memungkinkan mereka meningkatkan hasil pertanian mereka.
b.      Mendidik mereka agar dapat memenuhi kewajibannya sebagai warga negara dan sebagai kepala keluarga yang baik, sehingga mereka menyadari pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka.
c.       Mendidik mereka bagaimana mengisi waktu senggang dengan kegiata-kegiatan yang produktif dan menyenangkan.
2.      Para remaja yang putus sekolah, atau yang menganggur karena tidak memperoleh pendidikan keterampilan. Mungkin mereka meninggalkan sekolah, karena kurang minat, bosan, kurang bakat, kurang kemampuan, atau melihat pendidikan di sekolah itu kurang relevandengan kebutuhan hidup mereka. Oleh karena itu perlu diberikan kepada mereka pendidikan yag kultural dan kegiatan-kegiatan yang rekreatif serta pendidikan yang bersifat remedial.
3.      Para pekerja yang berketerampilan
Supaya dapat mengahadapi setiap tantangan hari depan mereka, hendaklah diberikan kepada mereka program pendidikan kejuruan dan teknik, yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka punyai.
Program pendidikan yang akan diberikan kepada mereka harus mengandung dua tujuan yaitu:
a.       Mampu menyelamatkan  mereka dari bahaya keusangan pengetahuan dan keterampilan yang mereka punyai
b.      Membuka jalan bagi mereka untuk naik tingkat dalam rangka promosi kedudukan yang lebih baik.
4.      Para teknisi dan golongan profesional
            Pada umumnya mereka menduduki posisi penting dalam masyarakat. Berhasil tidaknya pembangunan banyak bergantung pada golongan ini. Oleh karena itu program pendidikan seumur hidup sangat penting bagi mereka, agar mereka selalu memperbaharui dan menambah pengetahuan dan keterampilan.
5.      Para pemimpin masyarakat (gologan politik, agama, sosial, dan lain-lain).
            Hendaknya mereka harus mampu mensinteskan pengetahuan dari berbagai-bagai macam keahlian, dan selalu memperbaharui sikap dan gagasan yang sesuai dengan kemajuan dan pembangunan. Biasanya penegtahuan tersebut tidak pernah mereka peroleh dari pendidikan formal.
6.      Para anggota masayarakat yang sudah tua
            Karena pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak pengetahuan yang belum mereka ketahui pada waktu masih muda. Jumlah mereka makin lama makin bertambah besar, karena bertambah panjangnya usia rata-rata manusia, disebabkan oleh kesehatan mereka menjadi lebih baik[5].














BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Pendidikan seumur hidup (PHS) adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pengertian pendidikan seumur hidup: (life long integrated education) tidak dapat diganti dengan istilah-istilah lain sebab isi dan luasnya(scope-nya) tidak persis sama, seperti istilah out-of-school eductaion,continuing education, adult education dan lain-lain.
2.      Pendidikan seumur hidup di bagi menjadi 3 : pendidikan informal, pendidikan formal dan pendidikan nonformal
3.      Ciri-ciri Pendidikan Seumur Hidup ialah :hidup, seumur hidup, dan pendidikan merupakan tiga istilah pokok yang menentukan lingkup dan makna pendidikan seumur hidup, pada tingkat operasional, pendidikan seumur hidup membentuk sebuah sistem keseluruhan dari semua pendidikan.
4.      Implikasi pendidikan seumur hidup ada 2 ialah Implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program-program pendidikan dan Implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada sasaran pendidikan















DAFTAR PUSTAKA
Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Tim Dosen FIP-IKIP Malang.1980.Pengantar Dasar-dasar Kependidikan. Penerbit : Usaha Nasional. Surabaya.



[1] Mudyahardjo, Redja. Pengantar Pendidikan. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2001. Hal 169
[2] Idris, Zahara. Dasar-dasar Kependidikan. Angkasa Raya, Padang. 1981. Hal 57
[3] Ibid. Hal 58-61
[4]Mudyahardjo, Redja. Pengantar Pendidikan. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2001. Hal 169-171
[5] Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan. Penerbit : Usaha Nasional. Surabaya. 1980. Hal 125